Dosen Pembimbing :
Siti Muflikah
Disusun
Oleh :
1. Rany Arfiyanti (150012089)
2. Siti Aisyah (150012092)
D3 Keperawatan 1B
1. Rany Arfiyanti (150012089)
2. Siti Aisyah (150012092)
D3 Keperawatan 1B
STIKES YAYASAN RSI SURABAYA
Tahun Ajaran 2012 - 2013
Tahun Ajaran 2012 - 2013
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kami ucapkan kepada Alloh
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Startegi Komunikasi” dengan sebaik- baiknya.
Makalah yang berjudul Strategi Komunikasi ini berisikan penjelasan tentang
pengertian Strategi komunikasi,tahapan Komunikasi, dan komponen dalam strategi
komunikasi.
Dalam menyusun makalah ini, kami juga menggunakan beberapa sumber sebagai referensi
kami dari buku dan website. Kami sebagai penulis makalah ini menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna, oleh karena, itu saran dan kritik dari pembaca kami
harapkan agar kamidapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan kami dikemudikan
hari.Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya, 06 November 2012
DAFTAR
ISI
Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 4
1.2. Tujuan ................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tindakan .................................................................................. 5
2.2 Tujuan
Tindakan ................................................................................... 5
2.3 Indikasi
Tindakan ................................................................................. 5
2.4 Kontra
Tindakan ................................................................................... 6
2.5 Persiapan
Tindakan ............................................................................... 6
2.6 Prosedur
............................................................................................... 7
2.7 Evaluasi
................................................................................................. 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 10
3.2 Saran ........................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lingkungan Rumah Sakit dapat
mengandung berbagai dampak negatif yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
manusia terutama pekerjanya. Dalam indonesia 2010, lingkungan yang diharapkan
adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat. Cara pengendalian dapat
dilakukan untuk mengurangi bahaya di lingkungan kerja dimana cara terbaik
adalah dengan menghilangkan bahaya atau penutup sumber bahaya tersebut itu bila
mungkin,tetapi sering bahaya tersebut tidak dapat sepenuhnya dan dikendalikan
oleh karena itu di butuhkan usaha pencegahannya dengan menggunakan beberapa
alat pelindung diri ( Sam’mul; ILO genevo, 1985 ).
Alat pelindung diri perorangan
adalah alat yang digunakan seseorang dalam melakukan pekerjaannya, yang
dimaksud untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya tertentu baik yang berasal
dari pekerjaan maupun lingkungan kerja
dan berguna dalam usaha untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan cidera atau
cacat. (Syukri, 1982). Alat pelindung diri terdiri dari sarung tangan, masker,
penutup kepala, gaun pelindung / celemek, dan sepatu pelindung.
Salah satu alat pelindung diri (ADP)
yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi antara perawat
dengan pasien adalah sarung tangan. Pengunaan APD seperti sarung tangan
sangatlah mutlak dilakukan, disamping pengunaan alat-alat medis yang steril
dalam setiap pemberian tindakan perawatan. Meskipun terkesan sebagai alat yang
sederhana, namun sarung tangan harus dipakai dalam setiap tindakan medis invasif. Pemakaian
sarung tangan bertujuan untuk melindungi tangan dari kontak dengan darah, semua
jenis cairan tubuh, sekret dan selaput lendir. Tahun 1889 sarung tangan
diperkenalkan pertama kalinya sebagai salah satu prosedur perlindungan dalam
melakukan tindakan medis. Selain
melindungi petugas kesehatan, sarung tangan juga mengurangi penyebaran infeksi
pada pasien, (DepKes, 2003).
1.2 Tujuan
Ø Untuk mengetahui cara memasang handscoon steril
Ø Melindungi tangan dari kontak
darah,semua jenis cairan tubuh,secret, eksreta ,
selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi.
Ø Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap petugas sebalum kontak
dengan darah atau semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta dan benda yang terkontaminasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tindakan
Sarung tangan steril dapat dipasang
dengan menggunakan metode terbuka atau metode tertutup. Metode terbuka
merupakan metode yang paling sering digunakan di luar ruang operasi, karena
untuk metode tertutup perawat perlu mengenakan gaun steril terlebih dahulu.
Sarung tangan dikenakan pada banyak prosedur untuk memungkinkan perawat
memegang benda-benda steril secara bebas dan mencegah klien yang beresiko
menjadi terinfeksi (mis, klien yang memiliki luka terbuka ) oleh mikroorganisme
yang berasal dari tangan perawat.
Sarung tanaan steril dikemas dengan
manset dan telapak tangan menghadap ke atas ketika kemasan dibuka. Pada kemasan
biasanya tertulis ukuran sarung tangan (mis, ukuran 71/2 atau
ukuran medium ). Sarung tangan lateks dan vinil dapat digunakan untuk
melindungi perawat ketika kontak dengan darah dan cairan tubuh. Sarung tangan
lateks lebih fleksibel daripada vinil, berbentuk seperti tangan pemakaiannya,
memungkinkan pemakaian bebas bergerak, dan memiliki keistimewaan tambahan yaitu
dapat menutup secara otomatis bila ada lubang tusukan yang kecil. Akan tetapi
pemberi perawatan dan klien yang memiliki alergi terhadap lateks kini semakin
bertambah. Oleh karena itu, sarung tangan nonlateks yang memiliki ciri khas
sama harus tersedia. Sarung tangan vinil harus digunakan untuk tugas-tugas yang
tidak mementingkan material sarung tangan, tugas yang memerlukan ketelitian
minimal, dan tugas yang memiliki resiko minimal terpajan patogen.
2.2
Tujuan tindakan
1)
Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterial
dari klien
2)
Mencegah
penularan flora kulit petugas pada klien
3)
Mengurangi
kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari
klien satu ke klien yang lainnya.
2.3 Indikasi
Tindakan
·
Kontak /diperkirakan kontak
dengan darah dll.
·
Tindakan yang berhubungan dengan
jumlah darah yang banyak seperti tindakan operasi, pertolongan pada persalinan.
·
Sarung tangan tidak digunakan
untuk tindakan yang kemungkinan tidak terpajan darah atau cairan tubuh seperti
memandikan pasien dengan kulit normal,memberi makan pasien, membantu untuk
jalan.
2.4 Kontra
Tindakan
ü Pengertian : memasang sarung tangan tanpa
memperhatikan sterilitas.
ü Tujuan : mencegah transmisi kuman dan
melindungi individu
ü Persiapan :
ü Alat – alat :
1.
Sarung tangan tidak steril.
2.
Tempat barang – barang kotor.
2.5 Persiapan
Tindakan
1.
Persiapan perawat
·
Sarung tangan yang digunakan
harus sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan
·
Kuku dijaga agar selalu pendek
·
Lepas cicin dan perhasan lain
·
Cuci tangan sesuai dengan
prosedur
2.
Persiapan Alat
·
Sarung
tangan steril
·
Wastafel/air
mengalir untuk cuci tangan
·
Handuk
bersih
·
Sabun
3.
Persiapan Lingkungan
1)
Bersihkan
dan keringkan permukaan datar untuk area steril.
2)
Jaga agar
binatang peliharaan tidak masuk ke area ketika area tersebut dipersiapkan untuk
prosedur dan pada saat pelaksanaa prosedur steril
3)
Buang semua
benda yang kotor kedalam kantong yang kedap air. Periksa kebijakan intitusi
tentang cara membuang sampah medis.
4)
Pindahkan
semua peralatan dari rumah atau dari tempat lain yang secara tidak sengaja
dapat ditemukan oleh orang lain. Peralatan yang baru atau telah digunakan
mungkin tajam atau dapat menyebabakan cidera . peralatan yang telah digunakan
dapat menularkan infeksi. Periksa kebijakan intitusi tentang cara membersihkan
suplai peralatan yang dapat digunakan kembali dan cara membuang peralatan
sekali pakai.
5)
Jika perlu
ajarkan klien atau anggota keluarga tentang prinsip-prinsip menggunkan area
steril.
4.
Persiapan Pasien
1)
Pasien dan keluarga diberikan
penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukanMembebaskan pakaian pasien
bagian atas
2) Atur posisi
pasien dengan kebutuhan (duduk/telentang untuk keadaan umum lemah)
3) Tanyakan
pada pasien apa mau BAK/BAB sebelum dimandikan (jika, ya, maka awali tindakan
prosedur menolong BAK/BAB)
4) Tanyakan apa
pasien menggunakan sabun/tidak.
5)
Alat-alat didekatkan ke tempat
tidur pasien.
2.6 Procedur Tindakan
Pelaksanaan :
1.
Jelaskan kepada klien tentang apa yang akan anda
lakukan,mengapa hal tersebut perlu dilakukan,dan bagaimana klien dapat bekerja
sama selama prosedur.diskusikan
bagaimana hasilnya akan digunakan dalam merencanakan perawatan atau terapi
selanjutnya.
2.
Observasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat.
3.
Berikan privasi klien.
4.
Buka kemasan
sarung tangan steril.
·
Letakkan kemasan sarung tangan steril pada permukaan
yang kering dan bersi. Setiap kelembapan
pada permukaan dapat mengontaminasi sarung tangan.
·
Beberapa sarung tangan memiliki kemasan dalam dan
kemasan luar. Bukan kemasan luar tangan
mengontaminasi sarung tangan atau mengontaminasi kemasan dalam.
·
Lepaskan kemasan dalam dari kemasan luar.
·
Buka kemasan bagian dalam seperti dijelaskan dalam
langkah ke-4.atau sesuai dengan petunjuk pabrik membuat sarung tangan
tersebut.beberapa pabrik memberikan urutan petunjuk untuk membuka tutup kemasan
dan dapat juga dengan menarik setrip yang terlipat.apabilah tidak ada setrip
untuk membuka kemasan, tarik bagian kemasan sehinggah jari tidak menyentuh
permukaan bagian dalam. Permukaan bagian dalam, yang dekat dengan sarung tangan
steril, akan tetap steril.
5.
Pasang sarung
tangan pertama di tangan yang dominan .
·
Apabilah sarung dikemas dalam posisi berdampingan
.ambil sarung tangan untuk tangan dominan dengan memegang bagian tepi lekukan
manset(sisi telapak tangan)dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan
nondominan. Sentuh hanya bagian dalam manset. Tangan tidak steril. Dengan hanya menyentuh bagian
dalam sarung tangan, perawat mencegah mengontaminasi bagian luar sarung tangan.
Gunakan tangan yang berlawanan dengan
sarung tangan.
·
Masukkan tangan dominan ke dalam sarung tangan, lalu
tarik ke atas sarung tangan tersebut pertahankan agar ibu jari ari tangan yang
akan dimasukkan kedalam sarung tangan.
Apabila ibu tetap berada diatas kelopak tangan, kemungkinanan untuk
mengontaminasi bagian luar sarung tangan berkurang.
·
Biarkan manset terlipat ke bawah.
6.
pasang sarung tangan kedua di tangan non-dominan
·
Ambil sarung tangan yang lain dengan tangan yang telah
terpasang sarung tangan, masukkan jari bersarung tangan ke bawah manset dan
pertahankan ibu jari bersarung tangan berada di atas telapak yang bersarung
tangan. Ini kan mencegah kontaminasi sarung tangan oleh tangan yang tidak
memakai sarung tangan.
·
Pasang dan tarik ke atas sarung tangan kedua dengan
hati-hati. Pertahankann ibu jari bersarung tangan berada sejauh mungkin dari
telapak tangan yang bersarung tangan. Pada posisi ini, kemungkinan ibu jari
yang bersarung tangan menyentuh lengan sehingga terkontaminasi menjadi
berkurang.
·
Atur setiap sarung
tangan sehingga sarung tangan pas di tangan, dan selipkan jari ke bawah
manset, kemudian geser manset ke atas (ke
arah lengan) secara hati-hati.
7.
lepas dan buang sarung tangan yang telah dipakai.
·
Tidak ada teknik khusus untuk melepaskan sarung tangan
steril. Apabilah sarung tangan kotor oleh sekresi tubuh, lepaskan sarung
tangan dengan membalikannya.
8.
dokumentasikan bahwa teknik steril telah digunakan
dalam pelaksnaan prosedur.
2.7 Evaluasi Tindakan
1. Sarung tangan terpakai dengan baik
2. Tidak terjadi kontaminasi
3. Sarung tangan sesuai ukuran
4. Sarung tangan tidak robek
5. Lingkungan rapih dan bersih
2.8 Catatan Khusus
-
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam
pemasangan sarung tangan ( handscoon) yang steril harus dilakukan dengan benar
dan baik sesuai dengan prosedur agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak di
inginkan seperti terkena infeksi dan cacat. Oleh karena itu dalam penggunaan
handscoon sangat diperlukan dalam melakukan tindakan medis. Selain melindungi petugas kesehatan,
sarung tangan juga mengurangi penyebaran infeksi pada pasien, (DepKes, 2003).
3.2 Saran
Disarankan
untuk para pembaca untuk dapat memahami isi dari makalah yang kami buat. Kami
membuat makalah ini dengan penuh kesabaran, ketelitian, ketekunan. Maka, kami
mengetahui isi dari makalah ini agar menambah pengetahuan bagi para pembaca.